Senin, 22 Maret 2010

Lily Wahid: Pimpinan PKB Tak Berterima Kasih

Lily Wahid: Pimpinan PKB Tak Berterima Kasih

Jakarta (ANTARA)- Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lily Wahid menuding pimpinan PKB tidak berterima kasih pada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi yang telah membantu parpol tersebut mendapat pengakuan dari pemerintah.

"Pimpinan PKB hendaknya bisa berterima kasih dan menghargai jasa orang lain yang telah memberikan bantuan," kata Lily Wahid kepada pers di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Dijelaskannya, dari penyataan dan langkah yang dilakukan pimpinan PKB, ia menangkap kesan ada upaya menghalangi KH Hasyim Muzadi untuk terpilih sebagai Rois Aam Dewan Syuriah PBNU pada muktamar NU di Makassar, 23-27 Maret mendatang.

Padahal, katanya, ketika PKB mengalami konflik internal dan terbelah menjadi dua kelompok yakni PKB hasil muktamar luar biasa (MLB) di Parung Bogor dan PKB hasil MLB di Ancol Jakarta, KH Hasyim Muzadi telah berjasa membantu PKB hasil MLB Ancol mendapatkan pengakuan dari pemerintah.

"Dalam situasi konflik internal seperti itu, sangat sulit mendapatkan pengakuan dari pemerintah," katanya.

Ia mengingatkan pimpinan PKB hasil MLB Ancol yakni Muhaimin Iskandar dan kawan-kawan agar bisa menghargai jasa orang lain.

Menurut Lily, dirinya bukan pengurus PBNU sehingga tidak bisa menyatakan dukungan secara langsung pada kandidat ketua umum dewan tanfidz maupun rois aam dewan syuriah, tapi sebagai kader NU dan wakil Ketua Majelis Syuro PKB dirinya mengingatkan pimpinan PKB.

Lily juga membantah pernyataan Ketua DPP PKB Marwan Ja`far yang mengatakan, NU hendaknya kembali pada khittahnya sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan tidak berpolitik praktis karena bisa terdegradasi.

Menurut Lily, NU harus memiliki sayap politik untuk mengakomodasi aspirasi kaum nadliyin tapi tidak terjebak pada politik praktis yang membela kepentingan kelompok tertentu.

"Sikap politik NU adalah politik kebangsaan yang membela kemaslahatan masyarakat, bukan membela kepentingan kelompok tertentu," katanya.

(budi santoso )

Tidak ada komentar: